
Virus Corona sebagian besar menyebar melalui tetesan air liur yang terinfeksi yang kita keluarkan saat bernapas, berbicara, bersin, batuk dan lainnya, yang pada dasarnya setiap kali kita menghirup dan mengeluarkan udara virus tersebut akan menyebar. Virus dibawa oleh tetesan kecil cairan (aerosol) yang diproduksi di paru-paru, saluran pernapasan, atau mulut kita. Masker, baik masker medis maupun masker kain menutupi dua titik akses paling rentan untuk virus korona, yaitu hidung dan mulut kita. Sekalipun tetesan tidak langsung mendarat di area tersebut, tetapi terkadang kita memegang sesuatu yang terkontaminan dan menyentuh hidung atau mulut kita sehingga virus dapat masuk. jadi masker membantu mengurangi atau menghilangkan risiko ini. Mata masih tetap rentan, jadi jika bisa, kenakan kacamata atau alat pelindung selain masker seperti face shield. Dengan demikian, penggunaan masker dapat membantu kita menghindari infeksi sejak awal. Tapi masker ini sebenarnya paling efektif dalam menghentikan pembawa agar tidak menyebarkan virus ke orang lain.
Bergantung pada faktor lingkungan, virus corona dapat bertahan selama beberapa hari di permukaan yang umum. Virus menempel pada permukaan karen pembawa, pembawa menginfeksi individu lain melalui aerosol yang mereka hasilkan. Ini kemudian mendarat di permukaan apa pun yang dekat dan menimbulkan risiko infeksi. Masker dapat membantu menghentikan hal ini sejak awal dengan mencegah pembawa virus mengeluarkan virus melalui napas mereka, membuat lingkungan mereka jauh lebih aman bagi orang lain. Virus ini juga tampaknya memiliki kemampuan untuk menginfeksi tempat tinggal kita, jadi jika kalian dinyatakan positif, memakai masker di rumah dapat membantu menjaga keamanan teman atau keluarga kalian dirumah, tetapi kalian harus tetap mengisolasi diri kalian sebagai tindakan pencegahan penularan.
Masker adalah salah satu cara paling nyaman, terbukti, dan mudah diakses yang dimiliki kebanyakan dari kita dalam melindungi dari virus corona. Tetapi lonjakan penggunaan besar-besaran ini menguras persediaan masker, membanjiri pemasok, melewati sistem pembuangan limbah yang telah ditetapkan fasilitas medis untuk menangani masker bekas, dan menyumbat pantai-pantai diseluruh dunia. Tidak hanya itu saja, karena semua orang berburu masker medis, masker medis menjadi langka dan menjadi mahal sehingga para tenaga kesehatan kesulitan mendapatkan masker medis padahal merekalah orang yang paling membutuhkan masker ini. Masker kain yang dapat digunakan kembali dapat membantu menjaga persediaan alat pelindung penting ini tersedia untuk dokter sambil membantu masyarakat menghemat uang dengan tidak membeli masker baru setiap hari. Meskipun masker kain semacam itu tidak berguna dalam lingkungan medis, masker tersebut cukup efisien untuk melindungi semua orang yang tidak bekerja di rumah sakit dan kontak langsung dengan orang yang sudah positif covid19. Mereka juga efektif dalam membatasi jumlah virus yang dapat ditularkan oleh pembawa, sehingga membantu melindungi orang lain di sekitar mereka.
Jika penggunaan masker menjadi wajib, masker kain yang dapat digunakan kembali dapat membantu mengurangi dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya. Majalah E&T memperkirakan bahwa jika setiap orang di dunia mengenakan masker sekali pakai per hari selama setahun, mereka akan menciptakan “puluhan ribu ton limbah plastik yang terkontaminasi” setiap tahun. Oleh karena itu penggunaan masker kain untuk masyarakt biasa adalah pilihan yang tepat. Masker kain juga sama memiliki manfaat yang baik dalam mencegah dan menurunkan tingkat penularan covid-19. Sekarang ini sudah banyak produsen yang membuat masker kain yang sudah sesuai dengan standar, jadi kita tidak perlu lagi khawatir bahwa masker kain tidak maksimal dalam mencegah penularan covid-19.
Leave a Reply